Dhammapada Syair 130: Kisah Kelompok Enam Bhikkhu

Ketika berdiam di Vihara Jetavana, Sang Buddha membabarkan syair keseratus tiga puluh dari Dhammapada ini, yang merujuk kepada sebuah kelompok yang terdiri dari enam bhikkhu.

Beberapa saat setelah kejadian pertama di atas, kedua kelompok bhikkhu yang sama sedang berada pada suatu tempat. Setelah larangan untuk memukul sesama bhikkhu ditetapkan, kelompok enam bhikkhu melakukan ancaman terhadap kelompok tujuh belas bhikkhu dengan cara mengangkat tangan mereka. Kelompok tujuh belas bhikkhu yang lebih junior daripada kelompok enam bhikkhu lari ketakutan.

Sang Buddha mendengar hal ini, Beliau menetapkan peraturan bahwa para bhikkhu dilarang mengangkat tangannya untuk mengancam.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 130 berikut:

Semua makhluk hidup gemetar menghadapi ancaman hukuman atau ancaman akan dibunuh, semua makhluk hidup mencintai kehidupan, setelah membandingkan bahwa makhluk lain juga seperti dirinya sendiri, hendaknya seseorang tidak menyakiti atau membunuh makhluk lain, atau menyebabkan terjadinya pembunuhan.

  • Sumber: Dhammapada Atthakatha, Insight Vidyasena Production

Dhammapada Syair 129: Kisah Kelompok Enam Bhikkhu

Ketika berdiam di Vihara Javana, Sang Buddha membabarkan syair keseratus dua puluh sembilan dari Dhammapada ini, yang merujuk kepada sebuah kelompok yang terdiri dari enam bhikkhu (chabbaggi) yang bertengkar dengan kelompok lainnya yang terdiri dari tujuh belas bhikkhu.

Suatu ketika terdapat tujuh belas bhikkhu sedang membersihkan sebuah bangunan komplek Vihara Jetavana dengan tujuan agar dapat menempatinya. Pada saat yang bersamaan tiba di tempat itu pula kelompok enam bhikkhu.

Kelompok enam bhikkhu mengatakan kepada kelompok pertama, “Kami adalah senior kalian, jadi sebaiknya kalian memberi kemudahan kepada kami, tempat ini akan kami pergunakan”.

Kelompok tujuh belas bhikkhu tidak mau memberikan tempat tersebut, sehingga Chabbaggi Bhikkhu memukuli mereka dan membuat mereka berteriak-teriak kesakitan.

Sang Buddha mendengar perihal itu, kemudian Beliau memberi teguran kepada mereka dan menetapkan peraturan bahwa bhikkhu tidak boleh memukul bhikkhu lain.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 129 berikut:

Semua makhluk hidup gemetar menghadapi hukuman, semua makhluk hidup ngeri menghadapi kematian, setelah membandingkan bahwa orang lain juga seperti dirinya, hendaknya seseorang tidak membunuh makhluk lain, atau menyebabkan terjadinya pembunuhan.

  • Sumber: Dhammapada Atthakatha, Insight Vidyasena Production