Angkor Wat

Angkor Wat (“Kuil Kota”) adalah sebuah kompleks biara yang besar dekat Siem Reap, sekitar 200 mil dari ibu kota Phnom Penh di Kamboja. Dibangun pada abad ke 12 Masehi oleh raja yang makmur dari kerajaan Khmer, Angkor Wat sebenarnya dibangun sebagai sebuah kuil kerajaan bagi penganut Hindu.

Setelah kota Angkor jatuh oleh penjajah, Angkor Wat kemudian terlupakan di dalam hutan tetapi kemudian ditemukan oleh biarawan buddhis dan menjadi kuil buddhis. Hingga kini Angkor Wat tetap menjadi pusat ziarah selama berabad-abad.

Angkor Wat merupakan peninggalan arsitektur kerajaan Khmer yang paling terawat di Kamboja dan berkat keindahan arsitekturnya inilah kuil ini berhasil masuk menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Angkor Wat ini juga terlihat di bendera nasional Kamboja, sebuah contoh yang sangat jarang dimana bendera menampilkan gambar dari sebuah bangunan.

Kota hilang Angkor pertama kali memperoleh perhatian dari masyarakat Eropa sekitar tahun 1800an setelah Kamboja diinvasi oleh Perancis. Kini, Angkor Wat terus menaris perhatian dari ribuan pengunjung yang hendak menyaksikan secara langsung kuil agung kuno yang berada di tengah hutan.

Sebagai tambahan atraksinya pula, banyak para bhiksu buddhis yang setiap hari mengunjungi Angkor Wat ini, mereka mengenakan jubah berwarna oranye cerah yang memberikan kontras yang tepat dengan warna batu kuil kuno ini.

 

Sejarah

Kota Angkor dulunya merupakan ibukota kerajaan Khmer dari abad 9 hingga abad 15 Masehi. Kerajaan Khmer termasuk salah satu kerajaan termakmur dan termaju dalam sejarah Asia Tenggara, dan kemakmurannya dapat terlihat dari keindahan dan beragamnya arsitektur Khmer.

Kota Angkor didirikan dengan landasan politik dan relijius yang diadaptasi dari India, dan kuil-kuil Angkor sebenarnya diperuntukkan sebagai tempat sembahyang para raja dan sebuah cara baginya untuk memastikan keabadiannya dengan menyatu dengan dewa-dewa Hindu.

Angkor Wat dibangun oleh Raja Suryavarman II di abad 12 Masehi sebagai sebuah kompleks kuil pemakaman yang akan menjadi tempat peraduan terakhirnya, menyimbolkan penyatuan identitasnya dengan Vishnu.

Banyak dari relief di kuil ini menampilkan cerita Ramayana dan Mahabharata, yang berasal dari naskah-naskah suci Hindu mengenai petualangan dua inkarnasi utama Vishnu.

Selama enam abad menjadi ibukota, Angkor menjadi tempat perkembangan berbagai jenis gaya arsitektur dan agama. Kota Angkor berubah dari penganut dewa Hindu Shiva menjadi dewa Hindu Vishnu, dan akhirnya dewa buddhis Mahayana Avalokitesvara.

Pada akhir abad 13 Masehi, perkembangan cepat arsitektur Angkor mulai mereda, dan sebuah tipe agama yang lebih terkendali berkembang dibawah pertumbuhan pengaruh buddhisme Theravada.

Pada saat bersamaan, Angkor dan kerajaan Khmer mendapat ancaman dan diserang oleh pasukan penjajah. Pada abad 16 Masehi, masa kejayaan Angkor berakhir dan banyak dari kuil-kuil besar mulai lenyap ditelan hutan.

Sejak abad 15 hingga 19, para bhiksu buddhis Theravada yang merawat dan menjaga Angkor Wat. Dan terima kasih atas upaya mereka, sehingga kuil-kuil tersebut masih tetap utuh seperti mulanya. Angkor Wat menjadi salah satu tempat ziarah paling penting di Asia Tenggara.

Pengunjung Eropa di Kamboja akan takjub dengan kota hilang “Angkor”. Setelah Perancis membangun koloni di Kamboja pada tahun 1863, seluruh situs menjadi sebuah daya tarik bagi para pelajar.

Apa Yang Dilihat

Arsitektur Angor sangat dipengaruhi oleh konsep India. Sejak masa awal pembangunan kota, Angkor telah diperuntukkan sebagai bangunan simbol alam semesta menurut kosmologi Hindu. Kota dibangun mengelilingi kuil pusat di sebuah bukit, yang menyimbolkan Gunung Meru, tempat kediaman para dewa.

Menara pusat di masing-masing kuil juga merepresentasikan Gunung Meru. Dinding luar kuil merepresentasikan gunung-gunung yang diyakini mengelilingi kosmos.

Saluran air dank anal-kanal di Angkor berfungsi ganda: mereka menyimbolkan air dalam kosmos dan membantu pengontrolan air dan irigasi.

Angkor Wat memiliki lima kuil utama, tiga galeri, dua perpustakaan, dan dikelilingi oleh dekorasi-dekorasi khas Khmer. Salah satu momen terbaik yang dapat ditangkap oleh para wisatawan adalah saat matahari terbit dan tenggelam.

 

Angkor Wat

Angkor Wat (“Kuil Kota”) adalah sebuah kompleks biara yang besar dekat Siem Reap, sekitar 200 mil dari ibu kota Phnom Penh di Kamboja. Dibangun pada abad ke 12 Masehi oleh raja yang makmur dari kerajaan Khmer, Angkor Wat sebenarnya dibangun sebagai sebuah kuil kerajaan bagi penganut Hindu.

Setelah kota Angkor jatuh oleh penjajah, Angkor Wat kemudian terlupakan di dalam hutan tetapi kemudian ditemukan oleh biarawan buddhis dan menjadi kuil buddhis. Hingga kini Angkor Wat tetap menjadi pusat ziarah selama berabad-abad.

Angkor Wat merupakan peninggalan arsitektur kerajaan Khmer yang paling terawat di Kamboja dan berkat keindahan arsitekturnya inilah kuil ini berhasil masuk menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Angkor Wat ini juga terlihat di bendera nasional Kamboja, sebuah contoh yang sangat jarang dimana bendera menampilkan gambar dari sebuah bangunan.

Kota hilang Angkor pertama kali memperoleh perhatian dari masyarakat Eropa sekitar tahun 1800an setelah Kamboja diinvasi oleh Perancis. Kini, Angkor Wat terus menaris perhatian dari ribuan pengunjung yang hendak menyaksikan secara langsung kuil agung kuno yang berada di tengah hutan.

Sebagai tambahan atraksinya pula, banyak para bhiksu buddhis yang setiap hari mengunjungi Angkor Wat ini, mereka mengenakan jubah berwarna oranye cerah yang memberikan kontras yang tepat dengan warna batu kuil kuno ini.

Sejarah

Kota Angkor dulunya merupakan ibukota kerajaan Khmer dari abad 9 hingga abad 15 Masehi. Kerajaan Khmer termasuk salah satu kerajaan termakmur dan termaju dalam sejarah Asia Tenggara, dan kemakmurannya dapat terlihat dari keindahan dan beragamnya arsitektur Khmer.

Kota Angkor didirikan dengan landasan politik dan relijius yang diadaptasi dari India, dan kuil-kuil Angkor sebenarnya diperuntukkan sebagai tempat sembahyang para raja dan sebuah cara baginya untuk memastikan keabadiannya dengan menyatu dengan dewa-dewa Hindu.

Angkor Wat dibangun oleh Raja Suryavarman II di abad 12 Masehi sebagai sebuah kompleks kuil pemakaman yang akan menjadi tempat peraduan terakhirnya, menyimbolkan penyatuan identitasnya dengan Vishnu.

Banyak dari relief di kuil ini menampilkan cerita Ramayana dan Mahabharata, yang berasal dari naskah-naskah suci Hindu mengenai petualangan dua inkarnasi utama Vishnu.

Selama enam abad menjadi ibukota, Angkor menjadi tempat perkembangan berbagai jenis gaya arsitektur dan agama. Kota Angkor berubah dari penganut dewa Hindu Shiva menjadi dewa Hindu Vishnu, dan akhirnya dewa buddhis Mahayana Avalokitesvara.

Pada akhir abad 13 Masehi, perkembangan cepat arsitektur Angkor mulai mereda, dan sebuah tipe agama yang lebih terkendali berkembang dibawah pertumbuhan pengaruh buddhisme Theravada.

Pada saat bersamaan, Angkor dan kerajaan Khmer mendapat ancaman dan diserang oleh pasukan penjajah. Pada abad 16 Masehi, masa kejayaan Angkor berakhir dan banyak dari kuil-kuil besar mulai lenyap ditelan hutan.

Sejak abad 15 hingga 19, para bhiksu buddhis Theravada yang merawat dan menjaga Angkor Wat. Dan terima kasih atas upaya mereka, sehingga kuil-kuil tersebut masih tetap utuh seperti mulanya. Angkor Wat menjadi salah satu tempat ziarah paling penting di Asia Tenggara.

Pengunjung Eropa di Kamboja akan takjub dengan kota hilang “Angkor”. Setelah Perancis membangun koloni di Kamboja pada tahun 1863, seluruh situs menjadi sebuah daya tarik bagi para pelajar.

Apa Yang Dilihat

Arsitektur Angor sangat dipengaruhi oleh konsep India. Sejak masa awal pembangunan kota, Angkor telah diperuntukkan sebagai bangunan simbol alam semesta menurut kosmologi Hindu. Kota dibangun mengelilingi kuil pusat di sebuah bukit, yang menyimbolkan Gunung Meru, tempat kediaman para dewa.

Menara pusat di masing-masing kuil juga merepresentasikan Gunung Meru. Dinding luar kuil merepresentasikan gunung-gunung yang diyakini mengelilingi kosmos.

Saluran air dank anal-kanal di Angkor berfungsi ganda: mereka menyimbolkan air dalam kosmos dan membantu pengontrolan air dan irigasi.

Angkor Wat memiliki lima kuil utama, tiga galeri, dua perpustakaan, dan dikelilingi oleh dekorasi-dekorasi khas Khmer. Salah satu momen terbaik yang dapat ditangkap oleh para wisatawan adalah saat matahari terbit dan tenggelam.