Sebuah bangunan besar yang terbuat dari tumpukan bata di Lapangan Durbar di Kathmandu, yang disebut Kumari Ghar (atau Kumari Chowk) adalah tempat kediaman bagi dewi hidup di Kathmandu. Dibangun tahun 1757, kuil ini dikenal karena keindahan ukirannya dan fungsinya sebagai kediaman surgawi.
Kumari
Kumari adalah seorang gadis cilik yang dipercayai sebagai reinkarnasi dari Durga dewi Hindu pembasmi iblis. Kepercayaan terhadap Kumari ini cukup popular di kalangan umat Hindu dan Buddha Nepal – salah satu bentuk nyata toleransi tradisi kedua agama di Nepal. Terdapat sekitar 11 orang Kumari di seluruh Nepal, tetapi yang paling terkenal dan paling penting keberadaannya adalah Kumari Devi (atau Raj Kumari – dewi kerajaan) di Kathmandu.
Proses pencarian Kumari Devi mirip seperti Tibetan Lama, yang diyakini sebagai reinkarnasi pendahulu mereka. Kumara dipilih dari gadis-gadis cilik berusia tiga sampai lima tahun dari klan buddhis Shakya. Para tetua bertemu dengan ratusan gadis cilik, hanya menyetujui mereka yang memiliki 32 tanda manusia agung. Tanggal kelahiran gadis itu juga diperiksa untuk memastikan apakah sesuai dengan raja sekarang ini.
Kelompok kecil dari para calon dewi ini kemudian ditempatkan di dalam sebuah ruangan gelap yang diisi dengan potongan kepala-kepala kerbau segar dan para penari lelaki yang mengenakan topeng-topeng iblis. Hal ini tentu saja menakutkan bagi para gadis cilik biasa berusia di bawah lima tahun, tetapi seorang dewi tidak boleh merasa takut dengan iblis. Oleh karena itu gadis cilik yang tidak menunjukkan rasa takutnya kemungkinan besar adalah reinkarnasi Durga. Pada test terakhir, gadis tersebut harus mampu memilih pakaian pendahulunya.
Apabila telah terpilih, Kumari pindah dan berdiam di Kumari Ghar dan dipuja sebagai seorang dewi hidup. Semua kebutuhannya dan kebutuhan para pelayannya dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Nepal dan dia menghabiskan kebanyakan waktunya dengan belajar dan melakukan ritual keagamaan. Dia hanya diijinkan meninggalkan kuil beberapa kali dalam setahun selama festival dan kakinya tidak diperbolehkan menginjak tanah.
Masa seorang Kumari berakhir apabila si gadis telah mengalami menstruasi atau berdarah atas alasan apapun juga, termasuk luka gores kecil. Gadis Kumari kemudian dikembalikan statusnya menjadi orang awam dan pencarian Kumari berikutnya dilakukan. Mantan Kumari diberikan kebutuhan pensiun, tetapi mungkin saja kesulitan menikah – karena tradisi menyatakan bahwa seorang pria yang menikahi seorang mantan Kumari akan berumur pendek.
Sejarah
Kumara Ghar, atau Kediaman Dewi Hidup, dibangun tahun 1757 oleh raja Jaya Prakash Malla. Terkenal oleh paranoia dan kelemahannya, raja berniat menyerang seorang Kumari dalam beberapa cara (dalam beragam cerita dikatakan seperti pelecehan seksual atau tidak mempercayai bahwa gadis cilik tertentu adalah seorang dewi) dan akhirnya merasa bersalah sehingga dia membangun sebuah rumah bagi Kumari sebagai permohonan maaf. Kuil ini kemudian direnovasi pada tahun 1966.
Apa yang Dilihat
Terletak di sebelah selatan Lapangan Durbar, Kumari Ghar merupakan sebuah bangunan bertingkat tiga dari pasangan bata yang dihiasi dengan ukiran kayu bergambar dewa-dewi dan simbol-simbol.
Para turis dapat memasuki lapangan dimana terdapat lebih banyak ukiran-ukiran yang indah di pintu, di pilar dan juga di jendela. Mengambil foto diijinkan di lapangan, tetapi kita dilarang mengambil foto Kumari.
Dewi hidup terkadang terlihat dari salah satu jendela di lantai pertama. Beliau biasanya muncul di pagi atau sore hari.
Festival
Festival terpenting bagi Kumari adalah Indra Jaatra, yakni sebuah perayaan musim panen yang diadakan akhir Agustus atau awal September. Pada hari ketiga festival, Kumari Devi dibawa mengelilingi Lapangan Durbar dengan sebuah kereta.
Source:
http://www.sacred-destinations.com/nepal/kathmandu-kumari-ghar